Udah banyak orang tau kalo image Solo adalah sebagai kota budaya. Lebih dari sekedar image, rasanya Solo terbentuk menjadi kota budaya karena memang masyarakatnya sendiri benar-benar sadar akan budayanya dan selalu berusaha mempertahankan kebudayaan itu. Menurut saya, kalo Solo itu diibaratkan orang, dia punya kepribadian dan menjadi dirinya sendiri. Dia unik karena apa adanya dia. Hehehehe..
Budaya-budaya
yang ada ditunjukkan melalui berbagai event.
Dan memang setiap tahunnya Solo telah
menyusun jadwal pelaksanaan event-event tersebut.
Selama 4 tahun kuliah di
Solo, sudah banyak sekali event yang saya tonton.
Ini dia diantaranyaa..
Cekidooot :D
1. Solo
Batik Carnaval (SBC)
Orang yang tinggal di
Solo kebangetan banget (udah
kebangetan, pake banget pula) kalo ga pernah lihat event yang
satu ini. Yuup!
Event ini rutin diadakan setiap tahunnya. Sesuai dengan namanya, event
ini bertujuan untuk mengenalkan batik yang menjadi ciri khas kota Solo, sebagai budaya Indonesia. SBC digelar di sepanjang Jalan Slamet Riyadi hingga Balai Kota Solo. Sebelum SBC dimulai, biasanya penonton udah pada stand by cari tempat pewe. Hehehee..
Peserta SBC adalah masyarakat Solo. Sebelum tampil, mereka udah dikasih pelatihan dulu, misalnya bikin kostum dan make up sendiri. Kereen kaaan?
Foto-foto ini saya ambil saat SBC 4, tahun 2011. Baru 2 tahun yang lalu kok. Heheheee .. SBC 4 mengangkat tema "The Amazing Legend" atau Keajaiban Legenda. Jadi, Legenda di sini menjadi inspirasi bagi para peserta untuk membuat dan merancang kostum batiknya. Ada yang tentang Kencana Wungu, Ratu Pantai Selatan, Ande-ande Lumut dan Roro Jonggrang.
Kalo biasanya SBC diadakan sore, SBC 4 ini diadakan malam hari.
Keliatan makin cetar membahana kan?
Pokoknya tiap tahun, SBC selalu rutin diadakan dan mengangkat tema yang berbeda.
SBC ini menjadi event yang sangat baik, Kenapa? Yupp, biar masyarakat kita tau dan kenal budayanya. Setelah tau dan kenal, maka kita akan cinta dan berusaha untuk terus melestarikannya. Semoga untuk tahun-tahun ke depannya, SBC lebih inovatif dan menginspirasi kita semua yaaa..
2. Solo International Performing Art (SIPA)
Ini merupakan salah satu event
internasional yang ada di Solo dan memang setiap tahunnya rutin diadakan. Sesuai
dengan namanya, yang perform di sini pun ga hanya dari Solo ajaa, tapi dari
kota-kota lain di Indonesia dan dari luar negeri misalnya Jepang, Korea,
Inggris, Belanda, Filipina. Jadi pastinya bakal tambah pengetahuan dan wawasan
juga tentang budaya daerah dan negara lain. Top banget ga tuh?
Hmm.. Sedikit
cerita tentang nonton SIPA waktu taun 2010. Waktu itu pertama kalinya
saya nonton SIPA. Salut deh sama panitianya. Jadi ceritanya ada
nenek-nenek gitu yang pengen nonton tapi bingung cari tempat duduk.
Terus panitianya langsung bawa nenek itu ke kursi bagian depan, mungkin
biar neneknya bisa nonton dengan lebih jelas. jadi kita yang muda-muda
harus ngalah. Tapi tenang ajaa, panitianya menyediakan banyak kursi,
jadi ga perlu galau. Hehehehe..
Lagian nonton
sambil berdiri juga enak kok. Di samping panggungnya dikasih layar jadi masih
bisa keliatan. So far, nonton SIPA meskipun rame dan kadang berdiri, tetep bisa
nikmatin kok. Ga rusuh dan bisa enjoy sama pertunjukkannya. Siipp siip..
Ini performance dari Ully Sigar Rusady dengan kelompok musiknya, Kelompok Nyanyian Alam. Foto
ini saya ambil saat SIPA 2012. SIPA 2012 mengangkat tema Go Green.
Pesan yang dapat diambil adalah melalui seni, semangat kita bisa muncul
untuk menyelamatkan bumi. Oh iya, ada ribuan bibit pohon yang dibagikan
buat para penonton.
The Heliosphere. Ini pertunjukkan tari yang menggantung di balon udara.
Sampe dangak-dangak gitu ngeliatnya. Kalo ga salah, ini
delegasi dari Inggris. Balon udaranya juga bisa ganti-ganti warna. Hehehee..
3. Hari Ulang Tahun Solo
17 Februari diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Solo.
Setiap ulang tahun, Solo mengadakan
serangkain acara, salah satunya karnaval.
Waktu tahun 2010, di ulang tahunnya ke-265
digelar Karnaval Boyong Kedaton. Karnaval Boyong Kedaton menggambarkan perkembangan pemerintahan yaitu pindahnya Keraton Kasunanan dari Kartosuro ke Solo. Peserta karnaval ini terdiri dari pemerintah
kota Solo, abdi dalem keraton Solo, para mahasiswa dan pelajar, perusahaan,
komunitas-komunitas, dan warga Solo.
Karnaval digelar di sepanjang
Jalan Slamet Riyadi hingga Balai Kota Solo. Kalo moment karnaval gini, Slamet
Riyadi isinya lautan manusia. Biasanya karnaval dimulai jam 4 sore, tapi
jangankan sore, siang juga orang-orang udah pada stand by di jalanan. Terbukti
banget kan kalo masyarakatnya bener-bener appreciate.
Mobil hias berbentuk Gunungan, isinya hasil-hasil bumi semacam buah-buahan dan sayuran.
Para prajurit Kirab..
Kalo foto di atas ini saya ambil saat Karnaval Wayang, tahun 2012 tepatnya pada saat Solo berulang tahun ke-267. Kostum-kostum yang ditampilkan tentunya bertema wayang, kayak Wayang Ramayana, Wayang Mahabarata, Wayang Gedog, Wayang Potehi dan lain-lain.
Para peseta ga cuma jalan ajaa loh, tapi mereka juga nari di sepanjang jalan. Siip daaah..
Beruntung banget yah ada event-event semacam ini. Rasanya terfasilitasi buat kenal dan tau budaya-budaya kita yang ternyata banyak dan beragam. Thankyouuu, Solo :)
4. Solo Keroncong Festival
Batik udah, wayang udah. Nah ini satu lagi contoh budaya kita yang mestinya juga wajib kita kenal. Keroncong. Di tengah jaman yang udah semakin gila dan modern ini, kayaknya jarang yah yang masih pada tertarik sama keroncong. Tapi syukur, Solo masih punya event yang bikin kita makin cinta budaya. Dijamin, nasionalis susah luntur deh. Hohohoo..
SKF ini saya ambil fotonya waktu tahun 2010. Waktu itu SKF diselenggarakan di Ngarsopuro. Ga cuma dari Solo aja, tapi group keroncong yang lain juga didatangkan dari berbagai daerah.
Lupa ini group keroncong dari mana. Hehee.. Waktu itu kalo ga salah mereka ngebawain lagunya Dewi Yull dan Broery Marantika yang judulnya Kharisma Cinta. Asli, enak banget didengerin..
5. Konser Tirta Gesang
Masih seputar keroncong, Solo punya musisi hebat yang lagunya sudah mendunia.
Gesang, yang salah satu judul lagunya adalah Bengawan Solo.
Konser ini diselenggarakan sebagai bentuk penghargaan terhadap Gesang atas karya-karyanya. Meskipun sosoknya sudah tiada, diharapkan melalui event ini kita bisa terus mengenang dan melestarikan seni keroncong.
6. Solo Batik Fashion
Event yang satu ini masih tentang batik. Tetapi pertunjukkannya di atas catwalk. Yaa, seperti layaknya fashion tentu ada designer, peragawan dan peragawatinya. Designernya ga cuma dari Solo. Ada dari Jogja, Semarang, Jakarta, Surabaya dan Pekalongan. SBF ini diselenggarakan di halaman Balai Kota Solo.
Baju-baju yang diperagakan keren semua, modern dan kesan batiknya tetep dapet. Jadi tambah referensi juga biar tampil lebih stylish pas pake batik. Hehehee..
7. Matah Ati
Sebenarnya Matah Ati bukan merupakan event tahunan kota Solo. Matah Ati diselenggarakan sebagai serangkaian acara dari Konferensi Federation for Asian Cultural Promotion. Sebelumnya Matah Ati pernah dipentaskan di Singapura dan Jakarta. Untuk bisa melihat pertunjukan Matah Ati ini ada yang bayar loh. Dan bayarannya pun ga murah apalagi buat sekelas mahasiswa. Hehee..
Tapi, alhamdulillah saya dapet tiket dari temen. Jadi bisa masuk gratis. Kalo yang tiketnya bayar, dapet tempat duduk. Tapi yang gratisan lesehan ajaa. Tapi kalo menurut saya sih enakan lesehan yaa. Jarak lihat ke panggungnya lebih deket :D
Matah ati diselenggarakan di Lapangan Pamedan Mangkunegaran Solo. Matah Ati sendiri merupakan kisah nyata tentang percintaan antara Rubiyah dan Raden Mas Said. Selain tentang cinta, ada cerita tentang perjuangan dalam melawan penjajah. Ini juga yang menjadi awal berdirinya Istana Mangkunegaran.
Pertunjukkan Matah Ati sebagian besar dialognya pake bahasa Jawa. Atau malah semuanya bahasa Jawa yaa.. Pokoknya banyak bahasa Jawanya deh, yang kromo-kromo inggil gitu. Jujur sih ga ngerti. Hehehe..
Tapi tetep pede aja nontonnya. Ada bagian yang lucunya juga sih. Menghiburlah :D
Panggungnya keren, lightingnya bagus, suaranya kedengeran jelas, keamanannya juga ketat karena yang bisa masuk cuma yang punya tiket ajaa. Pertunjukkan yang ekskulsif dan mengagumkan :)
8. Imlek
Nah, ini dia event setiap tahun yang
menyulap Pasar Gede mendadak menjadi tempat wisata baru. Menjelang perayaan
Imlek atau tahun baru Cina, nuansa orientalnya dapet banget. Di sepanjang
jalan di pasang lampion. Ratusan? Lebih deh kayaknya. Pokoknya mata
bawaannya melotot terus deh terkagum-kagum. Hehehe..
Lampion-lampion ini emang sengaja
dipasang oleh masyarakat keturunan Tionghoa yang ada di sekitar Pasar Gede untuk
menyambut Imlek sekaligus mengangkat budaya dan tradisi Tionghoa.
Saat malam menjelang, biasanya
jalanan Pasar Gede rame banget.
Ada yang cuma liat-liat dan pastinya banyak yang foto-foto.
Soalnya emang keren sih yaa. Cantiknya ga dusta. Jadi kalo ga narsis ama
lampion-lampion tuh berasa ga afdol gitu. Sesungguhnya suatu hal yang rugi kalo
pas Imlek jalan di sekitar Pasar Gede cuma dilewatin gitu aja.
Kita bisa menikmatinya kurang lebih
sebulan, karena sebelum Imlek lampion-lampion ini sudah terpasang sampai
beberapa hari setelah Imlek berakhir.
Selain lampion-lampion, peringatan
Imlek di Solo juga dimeriahkan oleh tarian barongsai, kembang api dan
acara-acara menarik lainnya. Pokoknya pas Imlek wajib merapat ke Pasar Gede.
Selain event-event yang udah dibahas, Solo masih punya event-event lain. Kayaknya kalo ditulis semua bisa panjang banget sangking banyaknya. Sekatenan, Festival Jenang, Solo Menari, Festival Film, Solo City Jazz, Rock in Solo, Festival Kuliner, Festival Teh Internasional, Kirab 1 Suro dan masih banyak lagi..
Sekian dan terimakasih.
Semoga bermanfaat untuk kita semuaaa..
We love youuu..
We heart youuu, Solooo..