Minggu, 08 April 2012

MENANAM KENTANG DI UDARAA ^^

AEROPONIK KENTANG I. PENDAHULUAN Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternatif, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembaban 70 – 90%, kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang. Data dari Departemen Pertanian menunjukkan, kebutuhan benih kentang nasional setiap tahun mencapai 120.000 ton untuk total lahan seluas 80.000 hektar, sedangkan tingkat pemenuhan benih bersertifikat baru mencapai 4,9 persen (Kompas,2008). Apabila teknik pembenihan masih tetap memakai cara konvensional yang rendah produktivitas dan rentan hama, pemenuhan kebutuhan benih kentang nasional tersebut bisa-bisa selamanya akan bergantung pada impor. Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional, sehingga produksinya masih dibawah rata-rata ±15-18 ton/ha. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang adalah dengan teknik aeroponik. Budidaya kentang di udara tanpa tanah ini akan meningkatkan produksi kentang juga akan menambah nilai jual kentang karena kentang yang dihasilkan bersih dan tidak mengunakan herbisida. II. PEMBAHASAN Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang dapat dibudidayakan dengan hidroponik. Kentang dapat dibudidayakan secara hidroponik dengan teknik substrat maupun NFT. Tetapi apabila dibudidayakan dengan substrat, pengontrolan pertumbuhan umbi maupun pengontrolan terhadap hama penyakit akan lebih sulit dilakukan. Selain itu, kentang memerlukan ruang yang luas untuk pertumbuhan akar dan umbinya didalam tanah sehingga jika menggunakan teknik substrat akan memerlukan substrat yang banyak dan nutrisi yang lebih banyak pula. Hal itu akan menambah biaya produksi. Begitu pula bila menggunakan teknik NFT dimana pada NFT akar tanaman akan selalu berhubungan dengan air sedangkan umbi kentang tumbuh pada akar. Jika umbi mendapat banyak air maka akan terjadi plasmolisis dan keadaan umbi akan buruk. Oleh karena itu, kentang sangat cocok dibudidayakan dengan aeroponik. Aeroponik merupakan satu alternatif menumbuhkan tanaman tanpa tanah. Berbeda dengan sistem hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam, aeroponik menggunakan udara atau lingkungan yang berkabut sebagai media tanam. Teknik aeroponik dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman yaitu tanaman sayuran, buah, hias maupun umbi. Aeroponik adalah salah satu teknik dalam hidroponik yang secara harfiah, aero berarti udara, phonik artinya cara budidaya. Sehingga aeroponik dapat diartikan sebagai cara bercocok tanam di udara, atau bercocok tanam dengan system pengkabutan, dimana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying ke akarnya. Sebagai suatu sistem penanaman dimana perkaran menggantung dalam suatu ruang berudara yang secara kontinyu maupun berkala dalam kondisi lingkungan yang jenuh dengan butiran halu/kabut sehingga pemakaian nutrisi akan lebih efisien. Kondisi tersebut akan menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi dari akar sangat optimal sehingga memungkinkan tanaman tumbuh optimal. Untuk membentuk semprotan yang halus dapat digunakan mist jet nozzle sehingga larutan nutrisi yang digunakan sangat hemat. A. Budidaya Kentang Aeroponik Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. Kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relatif pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang. Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu (Gunawan, 2009). Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar (Gunawan, 2009). 1. Persiapan Lahan Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau plastik lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm (Gunawan, 2009). Sistem aeroponik memberdayakan air dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada sistem aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung. Di dalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan di atas selang tersebut terdapat sprinkler dengan jarak antar sprinkler 60 – 80 cm, selebihnya ruang dalam bak tersebut hanya berupa ruang kosong. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut (Gunawan, 2009). 2. Persiapan Bibit Kentang Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan. Pembenihan melalui kultur jaringan dilakukan dengan cara mengambil bagian jaringan dari kentang, kemudian jaringan tersebut ditanam di media PDA (Potato Dectros Agar). Ketika masih dalam bentuk planlet, benih di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan. Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house). Selain itu, pembibitan dapat dilakukan secara konvensional yaitu menyemaikan benih kentang pada media persemaian. Perbanyakan kentang dapat juga dilakukan dengan cara vegetatif, yaitu menggunakan umbi mikro dan stek mini. 3. Penanaman Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan ke dalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan dibiarkan tumbuh secara melayang. Kemudian ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Selanjutnya, akar dibiarkan menggelantung tanpa media dan di bawah akar tersedia bak berisi larutan nutrisi. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari. Larutan hara dikabutkan melalui instalasi pipa dan sprinkler (Gunawan, 2009). 4. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman kentang pada sistem aeroponik di antaranya adalah : • Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar; • Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering; • Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. • Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygrometer; • Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter. • Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman. Untuk budidaya tanaman umbi secara hidroponik, unsur K merupakan unsur yang paling banyak ditambahkan sebagai larutan nutrisi, karena: a) Konsentrasi K yang tinggi membantu kelancaran proses fotosintesis. b) Unsur K mengatur transportasi kerbohidrat ke bagian tanaman yang memerlukannya. c) Pembesaran umbi tergantung pada hidrat yang ditimbun umbi. d) Unsur K akan mengatur turgor atau tegangan sel menjadi baik sehingga akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit cendawan. e) Hasil asimilat yang banyak akan mengisi umbi. f) Bila ingin umbi menjadi besar dan berat, unsure K harus diberikan dalam jumlah besar (Sutiyoso, 2003). Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari penulisan disertasi bahwa formulasi NPK (10:12:16) ppm memberikan pengaruh terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman 23%, jumlah daun 30%, jumlah umbi tanaman -1 36%, bobot umbi tanaman-1 41%, diameter umbi 18 %, kandungan karbohidrat 14%, kandungan protein C 11%, ketebalan kulit umbi 11%, dan menurunkan kadar air 3%. Formulasi larutan stok (A+B) + NPK (10:12:16) ppm pada varietas atlantik meningkatkan kekerasan umbi 1% dan pada varietas granola 1,5%. • Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit. 5. Pemanenan Kentang aeroponik dapat dipanen dalam jangka waktu sekitar 50 hari atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hampir seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun, yaitu paling lama 3 bulan. Tiap satu tanaman kentang rata-rata mampu menghasilkan 30 umbi kentang. Berbeda dengan hasil penanaman kentang dengan teknik konvensional yang hanya mampu menghasilkan tiga hingga lima umbi kentang per tanaman. Setiap satu umbi kentang harganya sekitar Rp 2.500,00. B. Kelebihan Budidaya Kentang Aeroponik Budidaya kentang secara aeroponik memliki beberapa keuntungan yaitu: 1. Tahan hama, bakteri dan jamur pemicu busuk daun. Hal ini karena bibit yang digunakan adalah bibit unggul dan kontrol tanaman dapat dilakukan dengan mudah dan kapan saja sehingga akan mencegah adanya serangan OPT pada kentang. 2. Ketersediaan nutrisi terjamin setiap saat sehingga pertumbuhan maksimal. Nutrisi pada aeroponik tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman kentang dan ada dibawah tanaman serta di berikan secara intens sehingga tanaman tidak kekurangan nutrisi. 3. Produksi mencapai 25 umbi tiap meristem. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman serta ketersediaan nutrisi yang cukup sangat mendukung pertumbuhan tanaman sehingga produksi tanaman tinggi. metode arang sekam hanya mampu membiakkan lima umbi benih dari satu bakal stek, sistem aeroponik bisa menghasilkan 25-30 umbi per bakal stek. Kentang aeroponik dapat dipanen dalam jangka waktu sekitar 50 hari. Tiap satu tanaman kentang rata-rata mampu menghasilkan 30 umbi kentang. Berbeda dengan hasil penanaman kentang dengan teknik konvensional yang hanya mampu menghasilkan tiga hingga lima umbi kentang per tanaman. 4. Mengurangi ketergantungan terhadap tanah. Teknik aeroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga tidak tergantung pada ketersediaan dan kesuburan tanah. 5. Hasil produksi bersih dan segar. Hasil yang diperoleh merupakan produk yang bersih (tidak memerlukan pencucian), sehat (selama proses budidaya tidak menggunakan pestisida, karena ditanam di dalam green house). Karena dipanen umur muda, daging sayur terasa lebih renyah daripada sayur hasil penanaman di tanah. 6. Waktu budidaya tidak tergantung musim. Kita bisa menanam sepanjang musim, walaupun tentu di musim hujan produktifitas relatif turun karena proses fotosintesis tidak berlangsung sempurna seperti di musim panas. 7. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga menjamin efisiensi tenaga kerja. C. Kekurangan Budidaya Kentang Aeroponik Budidaya kentang secara aeroponik di samping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu investasi awal cukup mahal karena biaya peralatan dan bahan yang digunakan mahal. Selain itu butuh suplai listrik yang relatif besar. Sistem ini sangat tergantung pada listrik untuk pompa nutrisinya. Aeroponik menggunakan teknologi menengah-tinggi, sehingga pekerja yang diperlukan harus mengerti teknologi tersebut. Kelemahan utama adalah pada aspek investasi awal, namun hal tersebut bisa tertutupi dengan hasil produksi kentang yang tinggi dan harga jual yang mahal. Upaya untuk mengoptimalkan dan mengefiensikan teknologi aeroponik dapat dilakukan dengan berbagai cara : • Bak tanam dari fiberglass dapat diganti dengan bak papan, container bamboo, bak dari bata, buleng ikan, atau bak plastik yang memenuhi persyarakat panjang 4m, lebar 1m dan tinggi 0,7 m. • Tutup bak Styrofoam dapat diganti dengan sususnan papan tipis ukuran 1 x 1 m atau menggunakan anyaman bambu dan anyaman bilik bambu. • Rumah kasa dapat disederhanakan, menggunakan bahan dari bamboo, atap plastik UV dan kedap serangga. • Mesin pengalir air dan nutrisi dapat diatur waktunya sehingga tidak boros dalam penggunaan listrik (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2009).

3 komentar:

  1. Saya lebih memilih untuk menggunakan beberapa fitur dari blog anda yang dipasang pada di blog saya apakah Anda tidak keberatan. Tentu saja aku akan memberikan link di blog web Anda. Terima kasih telah berbagi.
    cara mengobati infeksi lambung
    cara mengobati maag
    cara menyembuhkan pembengkakan ginjal

    BalasHapus
  2. Your idea is outstanding; the issue is something that not enough people are speaking intelligently about cara mengobati eksim basah di ketiak cara mengobati luka ginjal. I am very happy that I stumbled across this in my search for something relating to this cara mengobati anyang-anyangan and cara mengobati demam tifoid.

    BalasHapus
  3. I’m impressed, I must say. Really rarely do I encounter a blog that’s both educative and entertaining, and let me tell you, you have hit the nail on the head. Your idea is outstanding; the issue is something that not enough people are speaking intelligently about. I am very happy that I stumbled cara mengobati gagal ginjal selain cuci darah across this in my search for something relating to this.

    BalasHapus